Pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia
menimbulkan banyak pro dan kontra. Banyaknya masyarakat Indonesia yang
kontra akan nuklir tidak menyusutkan niat pemerintah untuk membangun
PLTN. Sekiranya pada tahun 2018-2020 akan dimulai proses pembangunan
PLTN. Hal ini terkait dengan banyaknya syarat yang harus dipenuhi dalam
pembangunan reaktor. Di antaranya riset tapak reaktor, studi gempa,
tsunami, gunung api, dan bencana alam lainnya. Dalam riset juga
diperhatikan bagaimana kondisi lalu lintas, mobil pengangkut kereta api,
hingga sosialisasi ke warga sekitar. Lalu masalah sumber daya manusia
(SDM) yang harus memiliki keahlian dan pengalaman kerja di reaktor
nuklir.
Pro atas pembangunan PLTN di Indonesia dipicu oleh kesiapan Indonesia bila dibanding dengan negara lain di kawasan Asia
Tenggara. Dilihat dari sisi kecukupan bahan baku pun, kandungan uranium
di perut bumi Indonesia bisa mencukupi kebutuhan energi listrik puluhan
bahkan ratusan tahun. Apalagi kebutuhan akan energi listrik di
Indonesia semakin meningkat sedangkan bahan baku seperti batu bara
semakin menipis, sehingga hal ini memicu pemerintah untuk mencari
pembangkit listrik yang lebih efisien. Pembangkit
listrik tenaga nuklir pun dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan
pembangkit listrik lainnya karena tidak menimbulkan efek rumah kaca.
Banyaknya pakar nuklir di Indonesia juga merupakan bentuk kesiapan dari
Indonesia. Untuk ITB saja , sekitar 20 doktor ahli nuklir yang kini bekerja dan studi
di PLTN Jepang serta melakukan penelitian di Bandung. Dalam pembangunan
PLTN, pemilihan lokasi merupakan hal terpenting. Lokasi yang dipilih
adalah lokasi yang Mengenai lokasi ideal, Indonesia memiliki beberapa
wilayah biru (bebas bencana gempa). Tempat yang mencuat saat ini untuk
dijadikan reaktor nuklir adalah Bangka Belitung dan Kalimantan.
Pemerintah setempat pun menyetujui adanya pembangunan PLTN di daerahnya.
Kontra
yang ditimbulkan akibat pembangunan PLTN antara lain karena masalah
yang akan ditimbulkan akibat nuklir terlalu berbahaya, seperti terjadinya
ledakan di kompleks pembangkit tenaga nuklir Fukushima Daiichi, Jepang
yang mengakibatkan belasan ribu orang diungsikan hingga radius puluhan kilometer dari pembangkit itu dan tercemarnya laut di Jepang membuat ikan yang ada
di Jepang tidak layak dikonsumsi. Jepang yang hingga kini terkenal
dengan negara tercanggih di Asia pun tidak dapat mengatasi kebocoran
yang terjadi pada reaktor nuklir apalagi Indonesia yang jelas-jelas SDM
dan teknologinya kalah jauh dengan Jepang. Diperkirakan butuh satu tahun
bagi Jepang untuk mengatasi masalah kebocoran reaktor nuklir, bahkan
pihak Jepang sampai meminta bantuan dari Perancis dan Amerika Serikat untuk mengatasi masalah ini. Beberapa keluarga yang suami dan anaknya menjadi Tim Nuklir mengatakan bahwa kemungkinan
besar mereka akan sekarat akibat sakit atau kanker akibat terpaan
radiasi. Pengaruh radiasi nuklir sekitar puluhan tahun. Lalu kurang
ahlinya Indonesia dalam pengolahan
atau pengayaan uranium sehingga masih bergantung pada negara lain.
Pembangunan nuklir membutuhkan dana yang sangat besar dan waktuyang sangat mahal untuk teknologi yang mahal dan berbahaya.
Pro
kontra yang bermunculan adalah suatu kewajaran karena setiap sistem
pasti ada resikonya. Terlebih dengan adanya insiden di Jepang, dan
sebelumnya di Chernobil, Indonesia bisa belajar untuk tidak menggunakan
reaktor yang mereka pakai namun tentu saja memakai reaktor yang lebih
canggih. Pro kontra yang dialami sebaiknya dijadikan suatu pembelajaran
untuk menemukan solusi yang terbaik. Seperti yang dikatakan BJ. Habibie
terhadap pembangunan PLTN, “Urgensi pembangunan PLTN sebenarnya
berkaitan dengan aspek ekonomi dan kebutuhan energi
sehingga perlu melihat terlebih dulu hasil kajian, tanpa terburu-buru
mengatakan pembangunan PLTN adalah hal tabu”. Dua negara yang sangat
bergantung dengan tenaga Nuklir seperti Jepang dan Perancis, tidak
mungkin menghentikan pemanfaatan energi nuklir, karena hal ini akan
mengakibatkan macetnya perindustrian yang ada di dua Negara tersebut.
Oleh karena itu, sebaiknya perlu dikaji apakah Indonesia sekarang
benar-benar membutuhkan tenaga Nuklir, dan apakah manfaat yang diberikan
dengan resiko yang ditimbulkan sebanding. Apabila masih ada energi yang
lebih ramah dan tidak menimbulkan dampak besar, namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi listrik. Maka
pembangunan nuklir pun sebaiknya ditunda, dan yang harus dilakukan
adalah mengembangkan energi yang ramah tersebut. Anggap saja PLTN
merupakan pilihan terakhir ketika energi yang lain benar-benar tidak
dapat digunakan lagi.
Pemanfaatan energi terbarukan dinilai lebih
efisien dari energi nuklir, dan diduga sanggup untuk mencukupi
kebutuhan energi dunia sampai dengan 2050. Energi terbarukan adalah
energi yang berasal dari sumber yang tidak akan habis atau akan selalu
ada, seperti tenaga matahari, angin, gelombang laut, dan air. Dari
seluruh energi terbarukan tersebut, Indonesia memiliki semuanya bahkan
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di
Dunia. Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang membutuhkan
pembangkit listrik yang terdesentralisasi mampu menjangkau tiap pelosok
dan daerah terpencil, bukan pembangkit listrik berskala besar yang
diletakan di pulau Jawa atau Sumatera yang memerlukan ribuan kilometer
kabel untuk mendistribusikannya. Sangat mahal dan tidak efisien. Tiga
hal yang menjadi hambatan utamanya adalah masih besarnya ketergantungan
negara ini pada sumber daya fosil. Kedua, kebijakan harga jual energi,
dan ketiga, tidak sinergisnya tiap departemen pemerintah. Namun ketiga
hambatan ini dapat diatasi apabila pemerintah mau bekerja sama dengan
tim BPPT.
Pembangunan
PLTN masih membutuhkan persiapan yang memakan waktu lama. Jadi untuk
saat ini perlu diadakan riset dan pembelajaran yang sangat mendalam
tanpa terburu-buru membangun PLTN. Yang perlu dilakukan saat ini adalah
membentuk tenaga pekerja yang ahli, tidak hanya mengumpulkan pakar saja.
Karena dengan memakai tenaga kerja asli dari Indonesia, tentu saja
lebih baik daripada memakai pekerja asing. Jadi prinsipnya perlu
didirikannya sekolah khusus pembelajaran Nuklir. Lalu perlu adanya riset
untuk mencari solusi jika terjadi situasi darurat nuklir saat terjadi
bencana seperti gempa bumi. Juga masalah korupsi yang sangat potensial
terjadi selama pembangungan pembangkit nuklir pun perlu diselesaikan
terlebih dahulu. Kesadaran masyarakat Indonesia merupakan hal terpenting
dalam kasus ini. Kita contoh saja negara Jepang yang masyarakatnya
memiliki etos kerja, kejujuran, disiplin dan pengabdian yang besar untuknegara.
Nama:Yanggi Satria Nurman
Kelas : 1DA01
NPM : 49213391