Sabtu, 19 Oktober 2013

Jati Diri Mahasiswa Ideal by DEWA

Jati Diri Mahasiswa Ideal

by  NURMAN


2 Votes

Salam Perjuangan !! Teman – temanku yang memiliki semangat membara, para aktifis pergerakan, para aktifis penyebar kebaikan, para mahasiswa berprestasi, para mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, dan seluruh pemuda yang dilengkapi kesempurnaan potensi fisik dan pikiran untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Dengan semangat yang sangat luar biasa ini, saya ingin berbagi opini mengenai jati diri mahasiswa ideal.
Mahasiswa merupakan fase yang seharusnya bisa menjadi batu loncatan dari siswa SMA yang masih berpikir sempit mengenai tujuan hidup yang sebenarnya, menjadi seorang figur pengubah dunia yang sesungguhnya. Figur seorang profesional muda yang bermanfaat bagi masyarakat. Figur pemimpin yang bisa menggiring kebaikan bagi bangsa. Oleh karena itu, sungguh wajib hukumnya, kita menggunakan masa muda untuk melakukan loncatan itu.
Tidak akan ada proklamator dan orator handal, pak Soekarno, jika saat muda beliau mengucilkan diri dan hanya membaca buku di kamar. Tidak akan ada sosok Bill Gates, jika saat muda dulu dia tidak merasa percaya diri dan tidak melakukan riset komputer. Tidak akan ada figur Ciputra, jika saat muda dulu ia bermalas – malasan dan tidak mau memulai berwirausaha. Sungguh orang – orang berpengaruh dunia melakukan usaha untuk menjadikan diri mereka pantas saat mereka masih muda.
Untuk itu, seyogyanyalah kita sedikit merenungkan diri, apakah kita sudah melakukan usaha “melompat” itu. Apakah aktifitas yang selama ini kita lakukan hanya bermain Game, membuka Facebook, mengurung diri di kamar, ber-hedon ria di mall, sibuk mengurusi urusan pacaran, atau melakukan hiburan – hiburan kurang penting lainnya. Bagaimana kegiatan sehari – hari kita, kuliah – pulang, kuliah – pulang? Atau kuliah – nongkrong, kuliah – nongkrong? Sudahkah kita merasa pantas menyebut diri kita mahasiswa? Sudahkah kita merasa pantas untuk menikmati uang rakyat yang kita gunakan untuk bisa menyandang status mahasiswa? Mari kita sejenak memikirkan itu semua.
Pada artikel kali ini, saya ingin berbagi ide dan pikiran mengenai kriteria mahasiswa ideal. Saya tumpahkan pemikiran saya di sini, tanpa harus saya tutup – tutupi, tanpa ada kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Harapan saya, hal ini bisa menjadi tolok ukur, mahasiswa tipe apakah kita. Apa yang kurang dalam pengembangan diri kita, aspek lain apa yang harus kita kembangkan, dan apa yang selanjutnya kita kembangkan. Berikut penjelasan rincinya :

Aktifis Pergerakan

Perbedaan hidup dan mati adalah dalam hal bergerak. Jika kita tidak bergerak, maka kita mati. Saat kita dalam keadaan tidur pun, kita masih melakukan gerakan. Dengan kita bergerak, kita mampu mengubah keadaan sekitar kita. Dengan kita bergerak, setidaknya kita sudah membuat aliran udara di sekitar kita, menjadikannya bergerak atau mengalir menyesuaikan gerakan kita.
Selayaknya memiliki peran dan fungsinya, mahasiswa seharusnya mengubah keadaan sekitarnya. Seharusnyalah mahasiswa tidak lagi berorientasi pada “kebagusan” dirinya sendiri. Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menjadikan keadaan sekitarnya menjadi lebih baik.
Dengan apa mahasiswa mampu melakukan gerakan pengubahan itu ? Organisasi Mahasiswa salah satunya. Dengan aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa, mahasiswa akan bisa menjadikan dirinya berperan dalam peubah keadaan. Terlibat aktif dalam kepanitiaan mampu menjadikannya berguna untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Menjadi seorang koordinator atau pemimpin, membuatnya sebagai pengerah masa untuk bergerak bersama – sama membuat sesuatu menjadi lebih baik.
Aktifis pergerakan juga bisa diartikan mahasiswa yang peduli terhadap kondisi kekinian bangsa, baik dalam aspek politik dan pemerintahan, maupun aspek pengabdian ke masyarakat. Aktif mengikuti kajian strategis dan pengabdian masyarakat merupakan salah satu upaya pencapaian hall ini.
Ingatlah, bahwa jika saja para pemuda tidak bergerak cepat untuk mengasingkan Soekarno ke Rengasdengklok, Indonesia mungkin tidak akan merdeka sampai sekarang. Jika pemuda tidak bergerak dan berjuang keras menurunkan kepemerintahan Soeharto, rakyat Indonesia mungkin akan memiliki nasib yang sama dengan rakyat Libya pada masa konflik sekarang.

Aktifis Penyebar Kebaikan

Menyebarkan Kebaikan atau Berdakwah merupakan kewajiban tiap umat. Sampaikanlah sebuah kebaikan, walaupun hanya satu ayat. Menjadi mentor atau aktif di kajian kerohanian salah satu bentuk pencapaiannya.
Kebaikan yang dimaksud tidak terlalu sempit pada penyampaian ayat kitab suci secara implisit saja. Kebaikan bisa diartikan sangat luas. Ilmu pengetahuan yang bermanfaat, salah satunya.
Mahasiswa diharapkan bisa berbagi ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Dengan menjadi asisten dosen, asisten lab, atau asisten praktikum, mahasiswa mampu memberikan sedikit kelebihan ilmunya kepada orang lain.

Penjunjung Tinggi Rasa Kekeluargaan

Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak akan bisa bertahan tanpa melakukan interaksi (membantu dan dibantu) oleh orang lain. Oleh dukungan teman – teman terdekat pula, mahasiswa mampu lebih mempercepat perkembangan dirinya.
Sejak mahasiswa baru kita dikenalkan dengan konsep angkatan. Kita diajarkan agar tidak mementingkan diri sendiri dan peduli dengan teman satu angkatan kita. Hal ini diharapkan menjadi media pembelajaran awal bagi mahasiswa mengenai perlunya jiwa kekeluargaan di antara mahasiswa.
Banyak sekali organisasi mahasiswa yang mencantumkan asas kekeluargaan di AD/ART-nya. Dengan asas itu lah, mahasiswa bisa menjadi sangat loyal, mahasiswa bisa berkontribusi maksimal meskipun tidak dibayar dengan materi, mahasiswa memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap organisasinya.

Mahasiswa Berprestasi

Sungguh harapan orang tua yang utama terhadap putra – putrinya saat menjadi mahasiswa adalah belajar. Kita tidak boleh melalaikan tanggung jawab utama itu. Meski memiliki peran dan fungsi sosial, mahasiswa diharapkan sudah memenuhi tanggung jawab utamanya sebagai seorang pelajar. Sederhananya, hal ini dibuktikan dengan angka IPK mahasiswa.
Tidak hanya itu, mahasiswa berprestasi sebaiknya bisa membuktikan kompetensinya secara langsung. Mulai dari aktif di kegiatan keilmiahan sampai menjadi juara lomba keilmiahan bisa menjadi media untuk membuktikan itu.

Memiliki Kondisi Fisik yang Mendukung

Pemuda, sekitar umur 18 – 24, merupakan fase dalam kehidupan manusia yang paling produktif. Sungguh naas jika mahasiswa sudah hampir mencapai keempat kriteria sebelumnya, akan tetapi kondisi fisik dan semangatnya tidak mendukung. Semuanya akan menjadi sia – sia.
Untuk itu, mahasiswa harus mawas diri terhadap kesehatannya. Meski sesibuk apapun, mahasiswa harus menjaga diri agar kondisi fisiknya tidak drop sehingga bisa menghambat aktifitas pengembangan dirinya.
Aktif di kegiatan minat-bakat keolahragaan, baik itu voli, bulu tangkis, fitnes, renang, futsal, dsb., merupakan cara untuk menjadikan fisik kita lebih tahan. Berdasarkan beberapa riset, selain untuk keperluan kesehatan, olah raga juga bisa meningkatkan kecerdasan kognitif kita dan memperbaiki kondisi mood kita. Dengan demikian, mahasiswa bisa melakukan akselerasi dalam rangka pengembangan dan pengabdian diri nya.
Sungguh merupakan keinginan dari sebagian besar mahasiswa untuk menjadikan dirinya sempurna. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan pengingat kita, bahwasanya mahasiswa merupakan tahapan pengembangan diri yang paling ideal di kehidupan manusia. Untuk itu, kita wajib menggunakan masa – masa mahasiswa untuk mengembangkan dan mengabdikan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar